loading...

Makalah, Materi lengkap tentang pancasila sebagai Filsafat.

Cover Makalah Pancasila Sebagai Filsafat, Makalah Pancasila Sebagai Filsafat, Pancasila Sebagai Filsafat, Filsafat, Cover Makalah Pancasila Sebagai Filsafat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Cover Makalah Pancasila Sebagai Filsafat mahasiswa, Makalah Mahasiswa Pancasila Sebagai Filsafat
Cover Makalah Pancasila Sebagai Filsafat


Makalah PKN
Pancasila Sebagai Filsafat
Logo Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU), Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU), uin-su, logo uin-su, UINSU, uinsu
Logo Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU)

Oleh :
Agung Wijaya

Fakultas Sains dan Teknologi
Jurusan Ilmu Komputer
ILKOMP-4
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan
2016






Pengertian Filsafat dan Filsafat Pancasila

Pakar  filsafat  UGM  Prof.  Kaelan  (2007) menulis bahwa sebenarnya filsafat itu mudah dipahami.  Dalam  kehidupan  sebenarnya manusia senantiasa berfilsafat. Misalnya, jika seseorang  memandang  bahwa  kenikmatan dunia  merupakan  nilai  terpenting  dan tertinggi  dalam  kehidupan,  maka  ia  bisa disebut berfilsafat hedonisme. Begitupun jika seseorang  memandang  bahwa  kebebasan individu  adalah  nilai  tertinggi  dalam kehidupan  berbangsa  dan bernegara maka  ia bisa disebut berfilsafat liberalisme. Tentunya banyak contoh-contoh yang lain.

Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani filosofia  (philosophia). Kata philosophia merupakan kata majemuk yang terususun dari kata philos atau philein yang berarti kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan.

Filsafat sangat berarti bagi kehidupan pribadi dan banyak orang. Dengan memahami filsafat, terutama  sesuai  dengan  tujuan  dan  cita-cita masing-masing  individu,  maka  akan membantu  kematangan  dan  kebijaksanaan jiwa,    apalagi  mahasiswa. Setiap  mahasiswa baik  dari  jurusan  apapun  hendaknya memahami dan  melakukan latihan berfilsafat secara terus menerus sehingga ketika di masa depan  jadi  pemimpin,  akan  mampu memberikan  solusi-solusi  yang menentramkan  dan  me-lebih  baikkan  umat manusia.

Sistem Filsafat pancasila terdiri atas lima sila pada lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem ialah suatu kesatuan bagian- bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Sila-sila pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Antara sila-sila pancasila itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Dengan bahasa yang lebih sederhana bisa dijelaskan bahwa, lima sila pancasila saling berhubungan sekaligus masing masing sila menjadi lebih mulia maknanya. Jadi dengan demikian maka pancasila pada hakikatnya merupakan sistem filsafa, dalam pengertian bahwa bagian-bagian, sila-silanya saling bertalian erat sehingga membentuk suatu struktur yang menyuluruh. Struktur tersebutlah yang mengandung nilai kebijaksanaan dan cinta.

Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh

Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan harus berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, . kerakyatan, dan keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari pandangan bahwa negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan, yang merupakan masyarakat hukum (legal society).

Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat  dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif.

  • Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.

  • Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu.


-          Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.
-          Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
-          Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).
-          Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasla (Notonagoro).


Pancasila sebagai ideologi nasional Indonesia


Awalnya  ideologi  diartikan  sebagai  kajian ilmiah  terhadap  ide  (science  of  ideaspihak  lain,  ideologi  pada  masamerupakan teori ide-ide untuk pembangunan lembaga-lembaga  kemasyarakat  atau institutional  reform.  Sayangnya,  NBonaparte,  penguasa  kala  itu,  menyebut orang-orang yang aktif didalamnya (ideologis) sebagai  sekelompok  pelamun  yang  berpikir tidak taktis (Ricoeur dalam Sutrisno, 2006).

Beberapa pengertian ideologi menurut beberapa para ahli

-          A.S. Hornby mengatakan bahwa ideologi adalah seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik atau yang dipegangi oleh seorang atau sekelompok orang.

-          Soerjono Soekanto menyatakan bahwa secara umum ideologi sebagai kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut bidang politik, sosial, kebudayaan, dan agama.

-          Gunawan Setiardja merumuskan ideologi sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.

-          Frans Magnis Suseno mengatakan bahwa ideologi sebagai suatu sistem pemikiran yang dapat dibedakan menjadi ideologi tertutup dan ideologi terbuka.


Fungsi Ideologi pancasila bagi indonesia, Banyak ahli menulis bahwa dalam era teknologi seperti saat ini, ideologi justru semakin dibutuhkan. Ideologi harus mengambil peran dalam memberi arah nilai bagi teknologi maju (Sutrisno, 2006). Suatu bangsa bisa dilanda krisis ideologi, dalam dua hal. Pertama, masyarakat menolak ideologi yang sedang dianut oleh penguasa. Inilah yang terjadi pada negara-negara Timur Tengah seperti yang terjadi di Mesir, gerakan pro demokrasi di Libya,Tunisia, Suriah, Bahrain dan Yaman. Kedua, kelatahan penguasa sendiri untuk meniru ideologi-ideologi yang berkembang di Eropa. Hal ini bisa dilihat dari kegagalan Turki menjadi bangsa modern ala Eropa atau ketidakstabilan politik do negara-negara berkembang seperti Thailand dan lain-lain. Di indonesia sendiri pergolakan ideologi juga terjadi seperti perkembangan komunisme di masa-masa awal kemerdekaan. Selain itu, Indonesia juga pernah melakukan percobaan.

Lalu dalam  perkembangannya ideologi  yang tadinya  berkonotasi  negatif  mengalaperubahan  makna  menjadi  lebih  positif. Secara  sederhana,  ideologi  dapat  diartikan sebagai  nilai-nilai  atau  cita-cita  luhur  yang dipercayai  oleh  seseorang,  kelompok, masyarakat,  bangsa,  dan  negara  dalam keseharian mereka. Dua hal  tersebutlah  yang diyakini  mampu  mewujudkan  masa  depan bersama yang bahagia dan sejahtera.  Adapun  makna  ideologi  lainnya  adalah sehubungan  dengan  perannya  sebagai  cara berpikir  ilmiah  dan  ideologi  sebagai  utopia.

Dua  hal  tersebut  kiranya  bisa  dibaca  lebih jauh  di  buku-buku  yang  lain.  Yang  perlu dipahami  di  sini  adalah  dua  jenis  ideologi, yakni ideologi terbuka dan ideologi tertutup. Berikut  gambaran  sederhana  tentang perbedaan  antara  ideologi  terbuka  dan ideologi tertutup.




-          Ideologi tertutup, merupakan suatu sistem pemikiran tertutup. Ciri-cirinya: merupakan cita-cita suatu kelompok orang untuk mengubah dan memperbarui masyarakat; atas nama ideologi dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat; isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan terdiri dari tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras, yang diajukan dengan mutlak.

-          Ideologi terbuka, merupakan suatu pemikiran yang terbuka. Ciri-cirinya: bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari moral, budaya masyarakat itu sendiri; dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan hasil musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut; nilai-nilai itu sifatnya dasar, secara garis besar saja sehingga tidak langsung operasional.

Sebagai ideologi, Pancasila merupakan kumpulan nilai-nilai, norma-norma, dan cita-cita yang merupakan acuan dalam mencapai tujuan bangsa Indonesia. Lebih jauh, Pancasila adalah ideologi terbuka yang mampu selaras dengan dinamika kehidupan masyarakat Indonesia.
  
Sifat-sifat ideologi

Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dan dimensi fleksibilitas.
  1. Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam dirinya.
  2. Dimensi idealisme: ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin diicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila bukan saja memenuhi dimensi idealisme ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi realitas.
  3. Dimensi fleksibilitas: ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bebrsifat dinamis, demokrastis. Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara, memperkuat relevansinya dari masa ke masa.

Pancasila tidak tergantikan sebagai ideologi bangsa Indonesia. Padahal, istilah Pancasila tidak terlalu mendapat tempat istimewa sebagai topik yang hangat untuk dibicarakan. Wacana Pancasila dalam banyak hal termarginalkan oleh berita BBM, KKN, dan berita-berita politik. Namun, Pancasila tetap saja menjadi tembok kokoh dalam keheningan pembicaraan tentangnya. Dengan demikian harus diakui bahwa Pancasila merupakan pilihan yang tepat bagi negara-bangsa ini. Padahal, Pancasila hanyalah satu-satunya di dunia. Banyak negara yang kemudian memilih ideologi yang pernah jaya, terutama di negara-negara Eropa, seperti Liberalisme dan Komunisme.


Menunjukkan Sikap Kritis Terhadap Filsafat Pancasila


Berkenaan dengan sikap Kritis terhadap Pancasila, menarik kalau disimak pandangan
Prof. Drs. Sunarjo Wreksosuhardjo (2005). Beliau menguraikan pandangan kritis yang bernuansa optimis dalam menganalisis masalah-masalah kemasyarakatan berdasarkan sudut pandang Pancasila. Masalah yang diambil adalah ”berjubelnya orang-orang muda berijazah yang mendaftarkan diri mencari pekerjaan.” Dalam hal ini yang harus dilakukan adalah memahami masalah tersebut menuju jalan keluar atau penyelesaian yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi Pancasila.

Prof. Drs. Sunarjo Wreksosuhardjo mengajak kita untuk melihat sila kelima Pancasila, Keadilan sosial bagi seluruh rakyak Indonesia. Kalau ”memperoleh pekerjaan itu sulit” maka itu berarti bahwa kita wajib bersama-sama berusaha mewujudkan sila kelima butir ke 12 (versi 36 butir) yakni kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. Hal itu harus diperjuangkan secara bersama baik oleh Pemerintah Negara, pengusaha swasta, dunia pendidikan dan pelatihan, maupun rakyat pada umumnya.

Analisis Prof. Drs. Sunarjo bisa dipahami sebagai kritik terhadap beberapa kalangan yang memahami bahwa pengangguran adalah kesalahan pemerintah negara semata. Artinya, pemerintah memang bertanggungjawab untuk menyediakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Namun kalau tidak didukung, terutama oleh individu yang bekerja keras untuk meningkatkan kualitas dirinya baik keterampilan nyata ataupun sotfskill maka sekeras apapun upaya pemerintah untuk menaggulangi pengangguran, tidak akan berdampak nyata bagi kesejahteraaan masyarakatnya.

Menerapkan Pancasila dalam kehidupan nyata

Dalam kehidupan nyata, Pancasila ditemukan dan diterapkan dalam hal fungsi Pancasila itu sendiri sebagai:

• Dasar negara Republik Indonesia
• Kepribadian bangsa Indonesia
• Jiwa bangsa Indonesia
• Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia
• Perjanjian luhur Indonesia
• Pandangan hidup yangmempersatukan bangsa Indonesia
 • Cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
• Moral pembangunan
• Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila

Kalau kita mau melihat dan menganalisis berbagai persoalan dan kasus kehidupan, banyak sekali yang sudah dan bisa dilakukan dalam rangka menerapkan Pancasila. Sebaliknya, banyak juga ditemukan kenyataan dimana Pancasila tidak selaras dengan kehidupan yang dijalankan. Diantara sekian banyak penerapan Pancasila dalam kehidupan, salah satunya terefleksi dalam maraknya demonstrasi mahasiswa dalam menuntut tanggungjawab penguasa terhadap keberpihakan pada rakyat.

Apa yang mendorong hal ini kalau bukan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan persatuan untuk rakyak Indonesia? Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa adalah implementasi nyata dari keinginan luhur tanpa pamrih intelektual muda demi bangsa Indonesia, sepanjang hal itu dilakukan dengan tetap memperhatikan ketertiban sosial. Bukankah tidak pernah kita temukan sebuah demonstrasi oleh mahasiswa untuk pengusaha swasta, dunia pendidikan dan pelatihan, maupun rakyat pada umumnya.

Analisis Prof. Drs. Sunarjo bisa dipahami sebagai kritik terhadap beberapa kalangan yang memahami bahwa pengangguran adalah kesalahan pemerintah negara semata. Artinya, pemerintah memang bertanggungjawab untuk menyediakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Namun kalau tidak didukung, terutama oleh individu yang bekerja keras untuk meningkatkan kualitas dirinya baik keterampilan nyata ataupun sotfskill maka sekeras apapun upaya pemerintah untuk menaggulangi pengangguran, tidak akan berdampak nyata bagi kesejahteraaan masyarakatnya.
  
Kesimpulan

-          Filsafat sangat berarti bagi kehidupan pribadi dan banyak orang. Dengan memahami filsafat, terutama  sesuai  dengan  tujuan  dan  cita-cita masing-masing  individu,  maka  akan membantu  kematangan  dan  kebijaksanaan jiwa,    apalagi  mahasiswa. Setiap  mahasiswa baik  dari  jurusan  apapun  hendaknya memahami dan  melakukan latihan berfilsafat secara terus menerus sehingga ketika di masa depan  jadi  pemimpin,  akan  mampu memberikan  solusi-solusi  yang menentramkan  dan  me-lebih  baikkan  umat manusia.

-          Belajar filsafat Pancasila merupakan keharusan bagi mahasiswa terlepas dari latar belakang pendidikan tinggi yang diseriusinya. Sebagai kajian teoritis, filsafat Pancasila bisa dipahami dengan lebih mudah dengan cara melihat nilai-nilai yang terkandung dalam kata filsafat dan ideologi Pancasila itu sendiri. Mempelajari filsafat Pancasila erat kaitannya dengan memahami pergerakan mahasiswa dari sudut pandang ideologi yang dianut sejak lama oleh bangsa Indonesia dan sudah diformalkan sejak kemerdekaan Republik Indonesia sampai saat ini. Lebih jauh, nilai-nilai ketuhanan yang ada dalam Pancasila juga berfungsi sebagai landasan spiritual dan moral bagi peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia melalui pemahaman yang mendalam tentang sistem ekonomi Pancasila. Dengan kata lain, nilai nilai filsafat, filsafat Pancasila, ideologi Pancasila sudah banyak ditemukan dalam realitas pola pikir, kehidupan sosial, dan kehidupan bisnis masyarakat Indonesia.


Daftar Pustaka :

-          S. Sumarsono ... et al., Pendidikan kewarganegaraan ,Gramedia Pustaka Hak-hak asasi manusia : pendasaran dalam filsafat hukum dan filsafat politik.
-          Sutrisno, Slamet, Drs., M.Si. 2006.Filsafat dan Ideologi Pancasila.
-          Docslide.net/filsafat_pancasila
-          http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat, diakses tanggal 4 April 2012
-          http://www.belajar-filsafat.com/2008/08/apaitu-filsafat.html

Comments

loading...
loading...