Punya teman atau keluarga yang menggunakan sosial media?
Pasti kamu sering melihat dan terkadang bertanya 'mengapa orang ini sangat
sering mengupdate ststusnya?' Apakah orang ini kurang kerjaan?' Mungkin
beberapa orang pernah berpikiran demikian ketika melihat ada orang yang sangat
rajin mengupdate status.
Akun jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan
kawan-kawannya kini seperti sudah merupakan sesuatu yang wajib dimiliki
seseorang sebagai identitas layaknya alamat rumah atau nomor telepon di jaman
yang modern ini.
Setiap hari pengguna media sosial terus bertambah. Tak hanya
remaja, orang dewasa pun juga menggunakan situs jejaring sosial.
Tampaknya sebagian besar orang suka menulis status untuk
mengabarkan pada dunia apa yang ada di pikirannya atau apa yang sedang mereka
lakukan.
Sebenarnya mengapa orang-orang suka melakukannya? Yuk, kita
ulas lebih lanjut smart people.
Kalau dipikir-pikir, sebenarnya sekedar menulis status
mengabarkan sedang makan dimana dengan siapa kemudian dilampiri foto tidak
memberikan manfaat yang jelas. Namun, ada orang-orang yang sangat suka update
status, bahkan kerajinan memainkan Facebook atau Twitter.
Berdasarkan penelitian terakhir, kecenderungan seseorang
menceritakan dirinya sendiri mempengaruhi pelepasan senyawa kimia di otak yang
memberikan perasaan menyenangkan.
Para ilmuwan dari Harvard University melakukan serangkaian
percobaan untuk mengetahui seberapa banyak orang suka membicarakan diri sendiri
dan mengapa mereka melakukannya.
Para peneliti memindai otak manusia yang sedang menceritakan
informasi pribadi tentang dirinya atau ketika menilai kepribadian orang lain.
Dalam eksperimen lain, para peneliti menguji apakah orang lebih suka menjawab
pertanyaan tentang dirinya sendiri, orang lain, atau fakta yang bersifat
netral.
Peserta penelitian mendapat tingkat kompensasi yang berbeda,
tergantung pertanyaan yang dipilih. Jika mereka mau menjawab pertanyaan seputar
diri sendiri, jumlah uang yang ditawarkan relatif kecil. Jika mereka menjawab
pertanyaan tentang orang lain atau objek lain, nilai uang yang diberikan lebih
besar.
Hasilnya? Ternyata para peserta tes tersebut rela melepaskan
17-25% uang yang dapat diterima hanya untuk menjawab pertanyaan tentang diri
sendiri!
Kedua studi tersebut menghasilkan kesimpulan yang sama,
yaitu manusia mendapatkan dorongan biokimia ketika menceritakan dirinya
sendiri. Penelitian itu menemukan bahwa secara rata-rata manusia menghabiskan
40% percakapannya untuk membicarakan diri sendiri.
Dalam studi ini juga ditemukan bahwa orang sangat senang
jika mengetahui orang lain mendengarkannya, mungkin hal inilah yang juga
menjadi alasan kenapa seseorang sangat senang saat statusnya mendapatkan tanda
suka atau like, karena orang tersebut merasa ada yang membaca atau mendengarkan
dan memperhatikan statusnya.
Lebih dari setengah abad sebelum para peneliti ini
mengungkapkan kenyataan itu, Dale Carnegie telah menunjukkan fakta yang sama.
Dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, Dale menunjukkan bahwa
kebutuhan manusia untuk didengarkan setara dengan kebutuhan pada makanan,
kesehatan, tempat tinggal, dan seks.
Sumber : Line
Comments
Post a Comment